Pembentukan Pribadi Kreatif Menurut
para Ahli
Mata Kuliah : Pengembangan
Kreatifitas dan Keterbakatan
Nama : Risma Ayus Qonita
Kelas : 3PA08
NPM :
16515073
Fakultas
Psikologi
Universitas
Gunadarma Depok
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Hidup dalam suatu masa dimana ilmu
pengetahuan berkembang dengan pesatnya untuk digunakan secara konstruktif
maupun destruktif,suatu adaptasi kreatif merupakan satu-satunya kemungkinan
bagi suatu bangsa yang berkembag,untuk dapat mengikuti perubahan-perubahan yang
terjadi untuk dapat menghadapi problema-problema yang semakin kompleks.Sebagai
pribadi maupun sebagai kelompok atau suatu bangsa ,kita harus mampu memikirkan
membentuk cara-cara baru atau mengubah cara-cara lama secara kreatif,agar kita
dapat ‘’survive’’ dan tidak hanyut atau tenggelam dalam persaingan antar bangsa
dan Negara.
Oleh karena itu,pengembangan kreativitas sejak usia
dini,Tinjauan dan penelitian-penelitian tentang proses kreativitas
,kondisi-kondisinya,serta cara-cara yang dapat memupuk,merangsang dan mengembangkannya
menjadi sangat penting.
BAB II
PEMBAHASAN
Teori Tentang Pembentukan pribadi
kreatif
Banyak sekali teori yang berusaha
menjelaskan pembentukan kepribadian kreatif.Yang akan dibahas di sini ialah
dari dua mazhab,yaitu teori psikoanalisis dan teori humanistic untuk digunakan
sebagai landasan perencanaan program pendidikan anak berbakat.
a.
Teori
Psikoanalisis
Pada
Umumya teori-teori spikoanalisis melihat kreativitas sebagai hasil mengatasi
suatu masalah,yang biasanya mulai di masa mulai dimasa anak.Pribadi kreatif
dipandang sebagai seseorang yang pernah mempunyai pengalaman traumatis,yang
dihadapi dengan memungkinkan gagasan-gagasan yang disadari dan tidak disadari
bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma.Tindakan kreatif
menstranformasi keadaan yang tidak sehat menjadi sehat.
1.
Teori Freud
Menurut beberapa pakar spikologi
kemampuan kreatif merupakan cirri kepribadian yang menetap pada lima tahun
pertama dari kehidupan.Sigmund Freud (1856-1939) adalah tokoh utama yang
menganut pandangan ini. Ia menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan,yang merupakan
upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang tidak
menyenangkan atau yang tidak dapat diterima. Karena mekanisme pertahanan
mencegah pangamatan yang cermat dari dunia,dan karena menghabiskan energy
psikis,mekanisme pertahanan biasanya merintangi produktivitas kreatif.
Kaitan
antara kebutuhan seksual yang tidak disadari dan kreativitas mulai pada
tahun-tahun pertama kehidupan.Menurut Freud,orang hanya didorong untuk
menjadikan kreatif jika mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual
secara langsung.Pada umur empat tahun anak mengembangkan hasrat fisik untuk
orang tua dari jenis kelamin yang berbeda.Karena kebutuhan ini tidak dapat
terpenuhi maka terjadi sublimasi dan awal dari imajinasi.Freud menjelaskan
banyak karya seni sebagai sublimasi dari seniman.Sebagai contoh,banyaknya
lukisan Leonardo da Vinci mengenai Madonna dihasilkan dari kebutuhan seksual
dengan tokoh ibu yang disublimasi,karena
ia kehilangan ibunya pada usia muda.
Macam
Mekanisme Pertahanan adalah :
a.
Represi,
yaitu secara tidak sadar melupakan pengalaman yang tidak menyenangkan untuk
diingat.
b.
Kompensasi,
yaitu berusaha mengimbangi ketidakmampuan yang dilakukan secara tidak sadar
dengan menonjolkan pada hal lain..
c.
Rasionalisasi,
yaitu percaya bahwa suatu kondisi yang bertentangan dengan apa yang diinginkan
sesungguhnya adalah memang hal yang diinginkan, misalnya karena tidak berhasil
mendapatkan tiket untuk melihat pertandingan sepak bola kemudian mengatakan
bahwa sebenarnya ia tidak tertarik untuk pergi.
d.
Identifikasi,
yaitu ingin menjadi seperti seseorang dengan menerima standar dan nilai orang
itu menjadi standar dan nilai diri sendiri.
e.
Introjeksi,
yaitu menerima standar dan nilai seseorang karena takut untuk tidak sependapat
dengan dia.
f.
Regresi,
yaitu kembali ke prilaku yang sebelumnya berhasil, jika prilaku saat ini tidak
berhasil, misalnya menangis ketika mendapat nilai rendah dengan harapan guru
akan merubah nilainya.
g.
Proyeksi,
yaitu menganggap seseorang meemiliki perasaan terhadap seseorang yang
sebaliknya dari perasaan sesungguhnya terhadap dia.
h.
Pembentukan
reaksi, yaitu pengalihan impuls yang menimbulkan kecemasan ke impuls lawannya,
misalnya apabila seseorang merasa benci atau dendam pada orang lain dan
kebencian itu menimbulkan kecemasan pada dirinya, maka orang tersebut akan
menampilkan prilaku sayang atau kasih (cinta) utnuk menyembunyikan rasa benci
tersebut.
i.
Pemindahan,
yaitu jika takut mengungkapkan perasaan terhadap seseorang, perasaan itu
diungkapkan terhadap seseorang yang kurang kuasa, misalnya karena takut
menyatakan kemarahan kepada atasan, maka marah-marah pada anak.
j.
Kompartementalisasi,
yaitu mempunyai dua kepercayaan yang saling bertentangan pada saat yang sama,
misalnya meskipun ia sebetulnya bodoh, tetapi ia pintar berhitung (freud, S.
1963, introductory lectures on psycho-analysis dalam Utami Munandar, 1999).
2.
Teori Ernest Kris
Ermest Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi (beralih ke prilaku sebelumnya yang
akan memberi kepuasan,jika perilaku sekarang tidak berhasil atau tidak memberi
kepuasan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif. Jika seseorang mampu ‘’regress’’ ke kerangka berpikir atau pola
perilaku seperti anak ,rintangan antara alam pikiran sadar dan tidak sadar
menjadi kurang dan bahan yang tidak disadari yang sering mengandung benih
kreativitas dapat menembus ke alam sadar.Orang-orang kreatif adalah mereka yang
paling mampu memanggil bahan-bahan dari alam pikiran tidak sadar.Sebagai orang
dewasa kita tidak pernah seperti anak lagi.Orang kreatif tidak mengalami
hambatan untuk bisa seperti anak dalam pemikiran mereka.Mereka dapat
mempertahankan sikap bermain dengan masalah-masalah serius dalam
kehidupan.Dengan demikian,mereka mampu melihat masalah-masalah dengan cara yang
segar dan inovatif untuk ‘’regress in the service of the ego’’.
3.
Teori Jung
Carl jung
(1875-1961) juga percaya bahwa ketidaksadaran
memainkan peranan yang amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi.Alam
pikiran yang tidak disadari dibentuk oleh masa lalu pribadi.Disamping
itu,ingatan kabur dari pengalaman-pengalaman yang paling berpengaruh dari nenek
moyang kita.Dari ketidaksadaran kolektif ini timbul pertemuan,teori,seni,dan
karya-karya baru lainya.Proses inilah yang menyebabkan kelanjutan dari
eksistensi manusia.
b.
Teori
Humanistik
1.
Teori
Maslow
Menurut Abraham Maslow (1908-1970) pendukung
utama dari teori humanistik, manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi
nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan ini harus dipenuhi dalam urutan tertentu.
Kebutuhan primitif muncul pada saat lahir, dan kebutuhan tingkat tinggi
berkembang sebagai proses pematangan. Sebagai contoh, belajar memahami dan
menghargai musik meningkatkan hasrat untuk belajar lebih banyak tentang musik. Proses
perwujudan diri erat berkaitan dengan kreativitas. Bebas dari neurosis, orang
yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki. Mereka dapat
mencapai apa yang disebut oleh Maslow “peak experience” – saat mendapat kilasan
ilham (flash of insight) yang menyebabkan kegembiraan dan rasa syukur karena
hidup.
2.
Teori
Rogers
Menurut
Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi dari pribadi yang kreatif ialah:
a. Keterbukaan terhadap pengalaman.
b. Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation).
c. Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.
a. Keterbukaan terhadap pengalaman.
b. Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation).
c. Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.
Setiap
orang memiliki ketiga ciri ini kesehatan psikologisnya sangat baik. Orang ini
berfungsi sepenuhnya, menghasilkan karya-karya kreatif, dan hidup secara
kreatif. Ketiga ciri atau kondisi tersebut juga merupakan dorongan dari dalam
untuk berkreasi (internal press).
Kedua aliran tersebut dimuka –psikoanalisis dan humanistik- amat berbeda dalam penjelasan kepribadian kreatif. Keduanya mempunyai maknanya tersendiri. Penekanan teori psikoanalisis pada alam pikiran tidak sadar dan timbulnya kreativitas sebagai kompensasi dari masa anak yang sulit, dapat menjelaskan kehidupan banyak tokoh-tokoh yang produktif. Sedangkan teori humanistik lebih menekankan pada kesehatan psikologis yang memungkinkan seseorang mengatasi masalah kehidupannya. Teori ini bertitik tolak dari pandangan bahwa manusia menentukan nasibnya sendiri. Aliran humanistik melihat kreativitas sebagai lebih sadar, kognitif, dan intensional daripada teori psiokoanalisis. Konsep humanistik ialah bahwa kreativitas dilahirkan karena dorongan untuk mencapai kemungkinan-kemungkinan yang tertinggi dalam hidup dna bukan sebagai pertahanan terhadap neurosis.
Kedua aliran tersebut dimuka –psikoanalisis dan humanistik- amat berbeda dalam penjelasan kepribadian kreatif. Keduanya mempunyai maknanya tersendiri. Penekanan teori psikoanalisis pada alam pikiran tidak sadar dan timbulnya kreativitas sebagai kompensasi dari masa anak yang sulit, dapat menjelaskan kehidupan banyak tokoh-tokoh yang produktif. Sedangkan teori humanistik lebih menekankan pada kesehatan psikologis yang memungkinkan seseorang mengatasi masalah kehidupannya. Teori ini bertitik tolak dari pandangan bahwa manusia menentukan nasibnya sendiri. Aliran humanistik melihat kreativitas sebagai lebih sadar, kognitif, dan intensional daripada teori psiokoanalisis. Konsep humanistik ialah bahwa kreativitas dilahirkan karena dorongan untuk mencapai kemungkinan-kemungkinan yang tertinggi dalam hidup dna bukan sebagai pertahanan terhadap neurosis.
Kreativitas
adalah dapat berkembang dalam suasana non-otoriter, yang memungkinkan individu
untuk berpikir dan menyatakan diri secara bebas, dan di mana sumber dari
pertimbangan evaluatif adalah internal (Rogers, dalam Vernon, 1982).
Carl
Rogers (dalam Vernon, 1982) menegaskan bahwa satu persyaratan utama bagi
berkembangannya kreativitas suatu bangsa adalah adanya kebebasan. Kebebasan
untuk berpikir, menyatakan pikiran, mencipta, yang dapat kita ringkaskan pada
moyangnya segala rupa kebebasan yang menjadi hak asasi manusia, yakni adanya
kebebasan melakukan pilihan (freedom of choice).
Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan timbulnya kreatifitas yang konstruktif.
Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan timbulnya kreatifitas yang konstruktif.

·
Menerima individu sebagaimana adanya
dengan segala kelebihan dan keterbatasannya (memberi kepercayaan, yang dapat
memberi efek menghayati suasana keamanan).
·
Mengusahakan suasana yang ada didalamnya
evaluasi eksternal tidak ada (atau sekurang-kurangnya tidak bersifat atau punya
mempunyai efek mengancam)
·
Memberikan pengertian secara empatis
(dapat ikut menghayati) perasaan, pemikiran, tindakan serta dapat melihat sudut
pandang,
dan tetap menerimanya, memberi rasa
aman.

Jika setiap
orang memiliki kesempatan untuk bebas mengeksperiskan secara simbolis
pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya, permissiveness ini memberikan pada
seseorang kebebasan dalam berpikir atau merasakan sesuai dengan apa yang ada
dalam dirinya. Mengekspresikan tindakan konkret perasaan-perasaannya (misalnya
dengan memukul) tidak selalu dimungkinkan, karena hidup dalam masyarakat selalu
ada batas-batasnya, tetapi eksperesi secara simbolis hendaknya dimungkinkan.
c.
Teori
Csikzenmihalyi
Dalam
teori Csikzenmihalyi memberikan 5 ciri kreativitas, yaitu :
a. Ciri
pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah predisposisi genetis
(genetic predisposition). Contohnya sesorang yang sistem sensorinya peka
terhadap warna lebih mudah menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih mudah
menjadi pemusik.
b. Minat
pada usia dini pada ranah tertentu. Minat menyebabkan seseorang terlibat sacara
mendalam terhadap ranah tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan
kreativitas.
c. Akses
terhadap suatu bidang (access to a domain). Adanya sarana dan prasarana serta
adanya pembina atau mentor dalam bidang yang diminat, sangat membantu
pengembangan bakat.
d. Access
to a field. Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sejawat dan
tokoh-tokoh penting dalam bidang yang digeluti, sangat penting untuk mendapat
pengakuan dan penghargaan dari orang-orang penting.
e. Orang-orang
yang kreatif ditandai adanya kemampuan mereka yang luar biasa untuk
menyesuaikan diri terhadap hampir situasi dan untuk melakukan apa yang perlu
untuk mencapai tujuannya. (Utami Munandar, 1999).
Ciri-ciri kepribadian kreatif menurut Csikzenmihalyi
Mengemukakan 10 pasang ciri-ciri kepribadiaan kreatif yang seakan-akan paradoksal tetapi saling terpadu secara dialektis.
Mengemukakan 10 pasang ciri-ciri kepribadiaan kreatif yang seakan-akan paradoksal tetapi saling terpadu secara dialektis.
a. Pribadi
yang kreatif mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan mereka dapat
berkerja selama berjam-jam dengan konsentrasi penuh, tetapi juga bisa tenang
dan rileks, tergantung situasinya.
b. Pribadi
yang kreatif cerdas dan cerdik tetapi pada saat yang sama mereka juga naif.
Mereka tampak memiliki kebijaksanaan (wisdom) tetapi kelihatan seperti
anak-anak (child like). Insight mendalam nampak bersamaan dengan
ketidakmatangan emosioanal dan mental. Mampu berpikir konvergen sekaligus
divergen.
c. Ciri
paradoksal ketiga berkaitan dengan kombinasi sikap bermain dan disiplin.
d. Pribadi
yang kreatif dapat berselang-seling antara imajinasi dan fantasi, namun tetap
bertumpu pada realitas.
e. Pribadi
kreatif menunjukan kecendrungan baik introversi maupun ekstroversi.
f. Orang
kreatif dapat bersikap rendah diri dan bangga akan karya pada saat yang
bersamaan.
g. Pribadi
yang kreatif menunjukan kecenderungan androgini psikologis, yaitu mereka dapat
melepaskan diri dari stereotip gender (maskulin-feminim).
h. Orang
yang kreatif cenderung mandiri bahkan suka menentang, tetapi di lain pihak
mereka bisa tetap tradisional dan konservatif.
i.
Kebanyakan orang kreatif sangat
bersemangat (passionate) bila menyangkut karya mereka, tetapi juga sangat
objektif dalam penilaian karya mereka.
j.
Sikap keterbukaan dan sensitivitas orang
kreatif sering menderita, jika mendapat banyak kritik dan serangan, tetapi pada
saat yang sama ia merasa gembira yang luarn biasa. (Utami Munandar, 1999).
Teori psikoanalisis menekan peranan alam pikiran
tidak sadar dalam timbulnya kreativitas, sedangkan teori humanistik lebih
merlihat kreativitas sebagai sesuatu yang dilakukan secara sadar dan
intensional. Teori tentang pendorong kreativitas mengetengahkan teori Rogers
tentang kondisi internal dan kondisi eksternal yang mendorong perwujudan
prilaku kreatif.
Kendala psikologis terhadap prilaku kreatif
merupakan kendala utama yang perlu mendapat perhatian pendidik, khususnya
faktor-faktor internal seperti tidak dapat melepaskan diri dari kebiasaan,
kecenderungan, untuk terlalu membatasi bidang masalahnya, ketidakmampuan untuk
melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang, melihat apa yang diharapkan
akan dilihat terpaksa pada penyelesaian yang konvensional.
Daftar Pustaka
Munandar,Utami.2004.Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat.Jakarta:Rineka cipta
Susanto,Ahmad.2012.Perkembagan Anak
Usia Dini.Jakarta:Kencana.
Munandar SCU dan Conny Semiawan.
1988. Approaches to Enhance Children’s Creativity in Indonesia. Jakarta.
PDII.LIPI dan Yayasan Pengembangan Kreativitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar