Selasa, 12 Juli 2016

TEORI GESTALT




Konsep dasar Teori Gestalt
Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Teori gestalt  beroposisi terhadap teori strukturalisme. Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian sensasi menjadi bagian-bagian kecil.Teori ini dibangun oleh tiga orang, Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang Köhler. Mereka menyimpulkan bahwa seseorang cenderung mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh. Teori gestalt banyak dipakai dalam proses desain dan cabang seni rupa lainnya, karena banyak menjelaskan bagaimana persepsi visual bisa terbentuk. Persepsi jenis ini bisa terbentuk karena:
  1. Kedekatan posisi (proximity)
  2. Kesamaan bentuk (similiarity)
  3. Penutupan bentuk
  4. Kesinambungan pola (continuity)
  5. Kesamaan arah gerak (common fate)

A. PENGERTIAN GESTALT
Aliran Gestalt muncul sekitar tahun 1880 – 1843.Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai   “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Aliran Gestalt muncul di Jerman sebagai kritik terhadap strukturalisme Wundt. Pandangan Gestalt menolak analisis dan penguraian jiwa ke dalam elemen-elemen yang lebih kecil karena dengan demikian, makna dari jiwa itu sendiri berubah sebab bentuk kesatuannya juga hilang.(Hana Panggabean, Phil. 2008).




 B. TOKOH-TOKOH GESTALT
Tokoh-tokoh Gestalt yaitu sebagai berikut :
1.        Max Wertheimer
Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt.Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880.Ia mendapat gelar Ph.D nya di bawah bimbingan Oswald Kulpe. Antara tahun 1910-1916, ia bekerja diUniversitas Frankfurt di mana ia bertemu dengan rekan-rekan pendiri aliran Gestaltyaitu, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Bersama-sama dengan Wolfgang Koehler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang akhirnya menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 iamengajar di Univeristy of Frankfurt bersama-sama dengan Koehler dan Koffka yang saatitu sudah menjadi asisten di sana.
Konsep pentingnya : Phi phenomenon, yaitu bergeraknya objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi. Weirthmeir menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif yang kita terima. Proses ini terjadi di otak dan sama sekali bukan proses fisik tetapi prosesmental sehingga diambil kesimpulan ia menentang pendapat Wundt.Wertheimer dianggap sebagai pendiri teori Gestalt setelah dia melakukan eksperimen dengan menggunakan alat yang bernama stroboskop, yaitu alat yang berbentuk kotak dan diberi suatu alat untuk dapat melihat ke dalam kotak itu.Di dalam kotak terdapat dua buah garis yang satu melintang dan yang satu tegak.Kedua gambar tersebut diperlihatkan secara bergantian, dimulai dari garis yang melintang kemudian garis yang tegak, dan diperlihatkan secara terus menerus.Kesan yang muncul adalah garis tersebut bergerak dari tegak ke melintang.Gerakan ini merupakan gerakan yang semu karena sesungguhnya garis tersebut tidak bergerak melainkan dimunculkan secara bergantian.Pada tahun 1923, Wertheimer mengemukakan hukum-hukum Gestalt dalam bukunya yang berjudul “Investigation of Gestalt Theory”. Hukum-hukum itu antaralain Hukum Kedekatan (Law of Proximity), Hukum Ketertutupan ( Law of Closure), Hukum Kesamaan (Law of Equivalence)

2. Kurt Koffka (1886-1941)
Koffka lahir di Berlin tanggal 18 Maret 1886.Kariernya dalam psikologi dimulai sejak dia diberi gelar doktor oleh Universitas Berlin pada tahun 1908. Pada tahun 1910,ia bertemu dengan Wertheimer dan Kohler, bersama kedua orang ini Koffka mendirikan aliran psikologi Gestalt di Berlin. Sumbangan Koffka kepada psikologi adalah penyajian yang sistematis dan pengamalan dari prinsip-prinsip Gestalt dalam rangkaian gejala psikologi, mulai persepsi, belajar, mengingat, sampai kepada psikologi belajar danpsikologi sosial.Teori Koffka tentang belajar didasarkan pada anggapan bahwa belajardapat diterangkan dengan prinsip-prinsip psikologi Gestalt.Teori Koffka tentang belajar antara lain:
a.    Jejak ingatan (memory traces), adalah suatu pengalaman yang membekas di otak.Jejak-jejak ingatan ini diorganisasikan secara sistematis mengikuti prinsip-prinsip Gestalt dan akan muncul kembali kalau kita mempersepsikan sesuatu yang serupadengan jejak-jejak ingatan tadi.
b.    Perjalanan waktu berpengaruh terhadap jejak ingatan. Perjalanan waktu itu tidak dapat melemahkan, melainkan menyebabkan terjadinya perubahan jejak, karena jejaktersebut cenderung diperhalus dan disempurnakan untuk mendapat Gestalt yang lebih baik dalam ingatan.
c.    Latihan yang terus menerus akan memperkuat jejak ingatan.

3. Wolfgang Kohler (1887-1967)
Kohler lahir di Reval, Estonia pada tanggal 21 Januari 1887.Kohler memperolehgelar Ph.D pada tahun 1908 di bawah bimbingan C. Stumpf di Berlin.Ia kemudian pergike Frankfurt. Saat bertugas sebagai asisten dari F. Schumman, ia bertemu denganWartheimer dan Koffka.Kohler berkarier mulai tahun 1913-1920, ia bekerja sebagai Direktur stasiun“Anthrophoid” dari Akademi Ilmu-Ilmu Persia di Teneriffe, di mana pernah melakukan penyelidikannya terhadap inteligensi kera. Hasil kajiannya ditulis dalam buku betajukThe Mentality of Apes (1925). Eksperimennya adalah : seekor simpanse diletakkan didalam sangkar. Pisang digantung di atas sangkar.Di dalam sangkar terdapat beberapakotak berlainan jenis.Mula-mula hewan itu melompat-lompat untuk mendapatkanpisang itu tetapi tidak berhasil. Karena usaha-usaha itu tidak membawa hasil, simpanseitu berhenti sejenak, seolah-olah memikir cara untuk mendapatkan pisang itu. Tiba-tibahewan itu dapat sesuatu ide dan kemudian menyusun kotak-kotak yang tersedia untukdijadikan tangga dan memanjatnya untuk mencapai pisang itu.
Menurut Kohler apabila organisme dihadapkan pada suatu masalah atau problem,maka akan terjadi ketidak seimbangan kogntitif, dan ini akan berlangsung sampai masalah tersebut terpecahkan. Karena itu, menurut Gestalt apabila terdapat ketidak seimbangan kognitif, hal ini akan mendorong organisme menuju ke arah keseimbangan. Dalam eksperimennya Kohler sampai pada kesimpulan bahwa organisme dalam hal ini simpanse dalam memperoleh pemecahan masalahnya diperoleh dengan pengertian atau dengan insight.

4. Kurt Lewin (1890-1947)
Pandangan Gestalt diaplikasikan dalam field psychology oleh Kurt Lewin.Lewinlahir di Jerman, lulus Ph.D dari University of Berlin dalam bidang psikologi thn 1914.Ia banyak terlibat dengan pemikir Gestalt, yaitu Wertheimer dan Kohler dan mengambil konsep psychological field juga dari Gestalt. Pada saat Hitler berkuasa Lewin meninggalkan Jerman dan melanjutkan karirnya di Amerika Serikat.Ia menjadi professor di Cornell University dan menjadi Director of the Research Center for Group Dynamics di Massacusetts Institute of  Technology (MIT) hingga akhir hayatnya di usia 56 tahun.
Mula-mula Lewin tertarik pada paham Gestalt, tetapi kemudian ia mengkritikteori Gestalt karena dianggapnya tidak adekuat. Lewin kurang setuju dengan pendekatan Aristotelian yang mementingkan struktur dan isi gejala kejiwaan.Ia lebih cenderung kearah pendekatan yang Galilean, yaitu yang mementingkan fungsi kejiwaan. Konseputama Lewin adalah Life Space, yaitu lapangan psikologis tempat individu berada dan bergerak. Lapangan psikologis ini terdiri dari fakta dan obyek psikologis yang bermaknadan menentukan perilaku individu.Tugas utama psikologi adalah meramalkan perilaku individu berdasarkan semua fakta psikologis yang eksis dalam lapangan psikologisnya pada waktu tertentu. Life space terbagi atas bagian-bagian yang memiliki batas-batas.Batas ini dapat dipahami sebagai sebuah hambatan individu untuk mencapai tujuannya.Gerakan individu mencapai tujuan (goal) disebut locomotion. Dalam lapangan psikologis ini juga terjadi daya (forces) yang menarik dan mendorong individu mendekati dan menjauhi tujuan. Apabila terjadi ketidak seimbangan (disequilibrium),maka terjadi ketegangan (tension).Salah suatu teori Lewin yang bersifat praktis adalah teori tentang konflik.Akibat adanya vector-vector yang saling bertentangan dan tarik menarik, maka seseorang dalam suatu lapangan psikologis tertentu dapat mengalami konflik (pertentangan batin) yangjika tidak segera diselesaikan dapat mengakibatkan frustasi dan ketidak seimbangan.
Berdasarkan kepada vector yang saling bertentangan itu. Lewin membagi konflik dalam 3jenis :
a.    Konflik mendekat-mendekat (Approach-Approach Conflict)
Konflik ini terjadi jika seseorang menghadapi dua obyek yang sama-sama bernilaipositif.
b.    Konflik menjauh-menjauh (Avoidance-Avoidance Conflict)
Konflik ini terjadi kalau seseorang berhadapan dengan dua obyek yang sama-sama mempunyai nilai negative tetapi ia tidak bisa menghindari kedua obyek sekaligus.
c.    Konflik mendekat-menjauh (Approach-Avoidance Conflict)
Konflik ini terjadi jika ada satu obyek yang mempunyai nilai positif dan nilai negative sekaligus.

C. PRINSIP DASAR GESTALT
a.    Interaksi antara individu dan lingkungan disebut sebagai perceptual field. Setiap perceptual field memiliki organisasi, yang cenderung dipersepsikan oleh manusia sebagai figure and ground.Oleh karena itu kemampuan persepsi ini merupakan fungsi bawaan manusia, bukan skill yang dipelajari.Pengorganisasian ini mempengaruhi makna yang dibentuk.
b.    Prinsip-prinsip pengorganisasian:
      Principle of Proximity : bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.
      Principle of Similarity : individu akan cenderung mempersepsikan stimulus yang sama sebagai suatu kesatuan. Kesamaan stimulus itu bisa berupa persamaan bentuk,warna, ukuran dan kecerahan.
      Principle of Objective Set : Organisasi berdasarkan mental set yang sudah terbentuk sebelumnya.
      Principle of Continuity : Menunjukkan bahwa kerja otak manusia secara alamiah melakukan proses untuk melengkapi atau melanjutkan informasi meskipun stimulus yang didapat tidak lengkap.
      Principle of Closure/ Principle of Good Form : Bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap. Orang akan cenderung melihat suatu obyek dengan bentukan yang sempurna dan sederhana agar mudah diingat.
      Principle of Figure and Ground : Yaitu menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan ground (latar belakang). Prinsip ini menggambarkan bahwa manusia secara sengaja ataupun tidak, memilih dari serangkaian stimulus, mana yang dianggapnya sebagai figure dan mana yang dianggap sebagai ground.
      Principle of Isomorphism : Menunjukkan adanya hubungan antara aktivitas otak dengan kesadaran, atau menunjukkan adanya hubungan structural antara daerah-daerah otak yang terktivasi dengan isi alam sadarnya.

E. APLIKASI PRINSIP GESTALT
1. Belajar
Proses belajar adalah fenomena kognitif. Apabila individu mengalami proses belajar,terjadi reorganisasi dalam perceptual fieldnya. Setelah proses belajar terjadi, seseorang dapat memiliki cara pandang baru terhadap suatu problem.Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :
a.    Pengalaman tilikan (insight) : bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.
b.    Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) : kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari.
c.    Perilaku bertujuan (purposive behavior) : bahwa perilaku terarah pada tujuan.Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu,guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.
d.    Prinsip ruang hidup (life space) : bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
e.    Transfer dalam Belajar : yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata susunan yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain.
2. Insight
Pemecahan masalah secara jitu yang muncul setelah adanya proses pengujian berbagai dugaan/kemungkinan. Setelah adanya pengalaman insight, individu mampu menerapkannya pada problem sejenis tanpa perlu melalui proses trial-error lagi. Konsep insight ini adalah fenomena penting dalam belajar, ditemukan oleh Kohler dalam eksperimen yang sistematis.Timbulnya insight pada individu tergantung pada :
a.         Kesanggupan. Kesanggupan berkaitan dengan kemampuan inteligensi individu.
b.        Pengalaman. Dengan belajar, individu akan mendapatkan suatu pengalaman dan pengalaman ituakan menyebabkan munculnya insight.
c.         Taraf kompleksitas dari suatu situasi. Semakin kompleks masalah akan semakin sulit diatasi
d.        Latihan. Latihan yang banyak akan mempertinggi kemampuan insight dalam situasi yangbersamaan
e.         Trial and Error. Apabila seseorang tidak dapat memecahkan suatu masalah, seseorang akan melakukan percobaan-percobaan hingga akhirnya menemukan insight untuk memecahkan masalah tersebut.

3. Memory
Hasil persepsi terhadap obyek meninggalkan jejak ingatan. Dengan berjalannya waktu,jejak ingatan ini akan berubah pula sejalan dengan prinsip-prinsip organisasional terhadap obyek. Penerapan Prinsip of Good Form seringkali muncul dan terbukti secara eksperimental.Secara sosial, fenomena ini juga menjelaskan pengaruh gosip/rumor.Fenomena gossip seringkali berbeda dengan fakta yang ada. Fakta yang diterima sebagai suatu informasi oleh seseorang kemudian diteruskan kepada orang lain dengan dilengkapi oleh informasi yang relevan walaupun belum menjadi fakta atau belum diketahui faktanya.

F. IMPLIKASI GESTALT
a.    Pendekatan fenomenologis : menjadi salah satu pendekatan yang eksis di psikologi dan dengan pendekatan ini para tokoh Gestalt menunjukkan bahwa studi psikologi dapat mempelajari higher mental process, yang selama ini dihindari karena abstrak, namun tetap dapat mempertahankan aspek ilmiah dan empirisnya. Fenomenologi memainkan peran yang sangat penting dalam sejarah psikologi. Heidegger adalah murid Edmund Husserl (1859-1938), pendiri fenomenologi modern. Husserl adalah murid Carl Stumpf, salah seorang tokoh psikologi eksperimental “baru” yang muncul di Jerman pada akhir pertengahan abad XIX.Kohler dan Koffka bersama Wertheimeryang mendirikan psikologi Gestalt adalah juga murid Stumpf, dan mereka menggunakan fenomenologi sebagai metode untuk menganalisis gejala psikologis.Fenomenologi adalah deskripsi tentang data yang berusaha memahami dan bukan menerangkan gejala-gejala. Fenomenologi kadang-kadang dipandang sebagai suatu metode pelengkap untuk setiap ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan mulai dengan mengamati apa yang dialami secara langsung.
b.    Pandangan Gestalt menyempurnakan aliran behaviorisme: dengan menyumbangkan ide untuk menggali proses belajar kognitif, berfokus pada higher mental process.Adanya perceptual field di interpretasikan menjadi lapangan kognitif dimana proses prosesmental seperti persepsi, insight,dan problem solving beroperasi. Tokoh :Tolman (dengan Teori Sign Learning) dan Kohler (eksperimen menggunakan simpanse sebagai hewan coba).

G. HUKUM – HUKUM BELAJAR GESTALT
Dalam hukum-hukum belajar Gestalt ini ada satu hukum pokok , yaitu hukum Pragnaz,dan empat hukum tambahan (subsider) yang tunduk kepada hukum yang pokok itu, yaitu hukum–hukum keterdekatan, ketertutupan, kesamaan, dan kontinuitas.
Hukum Pragnaz
Pragnaz adalah suatu keadaan yang seimbang.Setiap hal yang dihadapi oleh individu mempunyai sifat dinamis yaitu cenderung untuk menuju keadaan pragnaz tersebut.Empat hukum tambahan yang tunduk kepada hukum pokok, yaitu :
1.    Hukum keterdekatan
Hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu atau tempat cenderung dianggap sebagai suatu totalitas.
Contohnya :
Garis-garis di atas akan terlihat sebagai tiga kelompok garis yang masing-masing terdiridari dua garis, ditambah dengan satu garis yang berdiri sendiri di sebelah kanan sekali.
2.    Hukum ketertutupan
Hal-hal yang cenderung menutup akan membentuk kesan totalitas tersendiri.

Contohnya :
Gambar garis-garis di atas akan dipersepsikan sebagai dua segi empat dan garis yang berdiri sendiri di sebelah kiri, tidak dipersepsikan sebagai dua pasang garis lagi setelah ada garis melintang yang hampir saling menyambung di antara garis-garis tegak yang berdekatan.
3.    Hukum kesamaan
Hal-hal yang mirip satu sama lain, cenderung kita persepsikan sebagai suatu kelompok atau suatu totalitas.

Contohnya :
O O O O O O O O O O O O O
X X X X X X X X X X X X X
O O O O O O O O O O O O O
Deretan bentuk di atas akan cenderung dilihat sebagai deretan-deretan mendatar dengan bentuk O dan X berganti-ganti bukan dilihat sebagai deretan-deretan tegak.
4.    Hukum kontinuitas
Orang akan cenderung mengasumsikan pola kontinuitas pada obyek-obyek yang ada.

G.   PENERAPAN TEORI GESTALT DALAM PROSES BELAJAR
Sebelum membahas teori Gestalt dalam proses belajar ada baiknya membahas prinsip-prinsip belajar menurut teori ini yaitu:
a.    Belajar berdasarkan keseluruhan
Orang berusaha menghubungkan pelajaran yang satu dengan pelajaran yang lainnya.
b.    Belajar adalah suatu proses perkembangan
Materi dari belajar baru dapat diterima dan dipahami dengan baik apabila individu tersebut sudah cukup matang untuk menerimanya.Kematangan dari individu dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan individu tersebut.
c.    Siswa sebagai organisme keseluruhan
Dalam proses belajar, tidak hanya melibatkan intelektual tetapi juga emosional dan fisik individu.

 d.    Terjadinya transfer
Tujuan dari belajar adalah agar individu memiliki respon yang tepat dalam suatu situasi tertentu.Apabila satu kemampuan dapat dikuasai dengan baik maka dapat dipindahkan pada kemampuan lainnya.
e.    Belajar adalah reorganisasi pengalaman
Proses belajar terjadi ketika individu mengalami suatu situasi baru. Dalam menghadapinya, manusia menggunakan pengalaman yang sebelumnya telah dimiliki.
f.     Belajar dengan insight
Dalam proses belajar, insight berperan untuk memahami hubungan diantar unsur-unsur yang terkandung dalam suatu masalah.
g.    Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan siswa. Hal ini tergantung kepada apa yang dibutuhkan individu dalam kehidupan sehari-hari, sehingga hasil dari belajar dapat dirasakan manfaatnya.
h.    Belajar berlangsung terus-menerus
Belajar tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga di luar sekolah.Belajar dapat diperoleh dari pengalaman-pengalaman yang terjadi dalam kehidupan individu setiap waktu.

H. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Adapun kelebihan dan kekurangan teori gestalt yaitu,
Kelebihan :
 Teori ini lebih melihat manusia sebagai seorang individu yang memiliki keunikan, dimana mereka harus berhubungan dengan lingkungan yang ada disekitar mereka. Dengan teori Gestalt yang lebih menekankan akan pentingnya pengertian dalam mempelajari sesuatu, maka akan lebih berhasil dalam mencapai kematangan dalam proses belajar.
Kekurangan :
 Karena menurut Gestalt sesuatu yang dipelajari dimulai dari keseluruhan, maka dikawatirkan akan menimbulkan kesulitan dalam proses belajar, sebab beban yang harus ditanggung sangatlah banyak


CONTOH DAN KESIMPULAN
contoh dan kesimpulan yang dapat saya ambil dari teori ini adalah,



Jika kita melihat gambar di atas, ada orang yang menganggap gambar tersebut adalah gambar sebuah cangkir, ada juga orang yang beranggapan gambar di atas adalah gambar seorang yang sedang memakai topi yang berbentuk lonteng. Dan bisa juga mereka beranggapan bahwa gambar diatas ada 2 wajah yang saling berhadapan dan tersenyum satu sama lain.
Jadi,menurut saya teori gestalt merupakan sebuah persepsi. Persepsi setiap orang berbeda-beda. Banyak faktor yang membuat persepsi orang berbeda-beda salah satunya adalah kesamaan bentuk. Faktor inilah yang menyebabkan kita bisa merasakan keteraturan dari pola-pola yang sebenarnya acak. Misalnya saat seseorang melihat awan, dia dengan mudah bisa menemukan bentuk muka seseorang. 










"sumber:
picture by: http://id.images.search.yahoo.com/images/view;_ylt=A2oKiaG9PU1W02IAcAseHYpQ;_ylu=X3oDMTIzam5jb25oBHNlYwNzcgRzbGsDaW1nBG9pZANmMTc2YmEyNzRlYjM4MzE1MjhhMDkzY2U2MGNlNTUzMARncG9zAzExBGl0A2Jpbmc-?.origin=&back=http%3A%2F%2Fid.images.search.yahoo.com%2Fyhs%2Fsearch%3Fp%3Dcontoh%2Bteori%2Bgestalt%26type%3Drhff_5281_FFW_ID%26fr%3Dyhs-iba-1%26fr2%3Dpiv-web%26hsimp%3Dyhs-1%26hspart%3Diba%26tab%3Dorganic%26ri%3D11&w=460&h=441&imgurl=honeyboy777.files.wordpress.com%2F2011%2F02%2Fgestalt-chalice.jpg&rurl=http%3A%2F%2Fhoneyboy777.wordpress.com%2F2011%2F02%2F25%2Fteori-gestalt%2F&size=45.7KB&name=%3Cb%3ETEORI%3C%2Fb%3E+%3Cb%3EGESTALT%3C%2Fb%3E+|+Honeyboy777%26%2339%3Bs+Blog&p=contoh+teori+gestalt&oid=f176ba274eb3831528a093ce60ce5530&fr2=piv-web&fr=yhs-iba-1&tt=%3Cb%3ETEORI%3C%2Fb%3E+%3Cb%3EGESTALT%3C%2Fb%3E+|+Honeyboy777%26%2339%3Bs+Blog&b=0&ni=21&no=11&ts=&tab=organic&sigr=11qopi1j3&sigb=14raf7c57&sigi=11r4cjdfp&sigt=11kbj7l7r&sign=11kbj7l7r&.crumb=luem/PpqSP3&fr=yhs-iba-1&fr2=piv-web&hsimp=yhs-1&hspart=iba&type=rhff_5281_FFW_ID
 data by: https://www.academia.edu/5288403/Konsep_dasar_Teori_Gestalt
http://anii88.blogspot.co.id/2011/11/teori-gestalt.html " 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar