Senin, 18 Juli 2016

Penyakit Paling Mematikan Dalam Sejarah



25. Kolera


Penyakit Kolera adalah penyakit menular di saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakterium Vibrio cholerae. Infeksi usus kecil ini ditularkan terutama oleh air minum atau memakan makanan yang mengandung tinja orang yang terinfeksi. Di seluruh dunia sekitar 5 juta orang terkena penyakit ini dan lebih dari 100.000 orang meninggal karena Kolera setiap tahun.

24. Variola (Cacar)


Setelah kampanye vaksinasi abad ke-20, cacar telah menjadi salah satu dari dua penyakit menular yang telah dinyatakan sebagai benar-benar diberantas (yang lainnya adalah rinderpes). Sepanjang sejarah, bagaimanapun, cacar telah merenggut banyak nyawa dan sebelum kampanye vaksinasi dilaksanakan, jumlah korban tewas diperkirakan mencapai hampir 500 juta jiwa.

23. Demam Kuning


Ditularkan oleh gigitan nyamuk betina, penyakit ini ditemukan di Afrika dan Amerika Selatan. Ini biasanya melibatkan demam, menggigil, anoreksia, mual, nyeri otot (dengan sakit punggung menonjol) dan sakit kepala, tetapi dalam banyak kasus mereda setelah beberapa hari. Karena perang dan gangguan sosial di seluruh Afrika, penyakit ini muncul kembali pada tahun 1980-an.

22. Tuberkulosis (TBC)


Penyakit yang biasa menyerang paru-paru ini disebarkan melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB aktif batuk, bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara. Gejala klasik infeksi TB aktif adalah batuk kronis dengan dahak berdarah-kebiruan, demam, keringat malam, dan penurunan berat badan. Pada hari ini, beberapa perkiraan menempatkan hampir sepertiga dari dunia  memiliki beberapa bentuk Tuberkulosis.

21. Influenza


Umumnya dikenal sebagai flu, influenza biasanya ditularkan melalui udara seperti tuberkulosis, tetapi kadang-kadang melalui kontak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi. Karena virus penyakit ini dapat diinaktivasi dengan sabun, bagaimanapun, sering mencuci tangan akan mengurangi risiko terinfeksi flu.

20. Kanker Paru-Paru


Kanker paru-paru merupakan penyakit dengan ciri khas adanya pertumbuhan sel yang tidak terkontrol pada jaringan paru-paru. Pada skala dunia, kanker paru-paru adalah kanker yang paling umum menyebabkan kematian pada pria dan wanita terkait, yang bertanggung jawab untuk 1,38 juta kematian setiap tahunnya.

19. Diare


Diare merupakan penyebab umum kematian ketiga di negara-negara di dunia dan penyebab paling umum kedua kematian bayi di seluruh dunia. Hilangnya cairan melalui diare dapat menyebabkan dehidrasi dan gangguan elektrolit seperti kekurangan kalium atau ketidakseimbangan garam lainnya.

18. Komplikasi Persalinan


Setiap tahun, sekitar 500.000 perempuan meninggal dunia akibat komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan, termasuk pendarahan, infeksi, aborsi tidak aman, partus macet dan eklampsia, dan lebih dari 90 persen kematian ibu terjadi di Asia dan sub-Sahara Afrika.

17. Batuk Rejan


Secara teknis dikenal sebagai Pertusis, penyakit yang sangat menular ini dikenal di beberapa negara sebagai "batuk 100 hari". Diperkirakan bahwa penyakit ini saat ini mempengaruhi 48,5 juta orang setiap tahun, yang menyebabkan terenggutnya nyawa sebanyak 295.000 kematian.

16. Ebola


Mendapatkan namanya dari Sungai Ebola di Republik Kongo, di mana ia pertama kali ditemukan, korban biasanya mengalami demam, kelemahan otot, dan gejala lain yang berkembang menjadi perdarahan hebat, baik internal maupun eksternal, yang pada akhirnya menyebabkan mereka mati kehabisan darah. Sayangnya tidak ada vaksin yang ampuh sampai sekarang. Saat ini, WHO sedang mencoba membuat vaksin untuk penyakit yang sedang mewabah ini. Ebola disebut sebagai wabah mematikan dan terburuk dari penyakit dalam sejarah.

15. Flu Burung


Flu burung adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia. Virus H5N1 yang menjangkiti manusia disebabkan karena menyentuh burung yang mati terinfeksi atau dari kontak dengan cairan yang terinfeksi. Untuk alasan ini telah terjadi wabah besar di bagian sangat pertanian di Asia dan Afrika, termasuk Indonesia.

14. Tetanus


Tetanus adalah suatu kondisi medis yang ditandai oleh kontraksi berkepanjangan dari serat otot rangka. Infeksi umumnya terjadi melalui kontaminasi luka dan sering melibatkan luka sayatan atau luka tusukan mendalam. Saat infeksi berlangsung, kejang otot berkembang di rahang (demikian nama "lockjaw") dan tempat lain di tubuh.

13. Penyakit Paru-Paru Kronis


Penyakit ini disebabkan oleh partikel berbahaya atau gas, paling sering dari merokok, yang memicu respon inflamasi abnormal pada paru-paru. Di seluruh dunia, penyakit ini diproyeksikan menjadi penyebab utama keempat kematian pada 2030 akibat peningkatan tingkat merokok dan perubahan demografi di banyak negara.

12. Serangan Jantung


Serangan jantung, atau infark miokardial adalah terhentinya aliran darah, meskipun hanya sesaat, yang menuju ke jantung, dan mengakibatkan sebagian sel jantung menjadi mati. Kira-kira 1 dari 3 orang dikatakan meninggal karena penyakit jantung.

11. Meningitis


Meningitis adalah peradangan pada selaput pelindung yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang. Peradangan dapat disebabkan oleh infeksi dan kurang umum oleh obat-obatan tertentu. Gejala yang paling umum adalah sakit kepala dan leher kaku serta berhubungan dengan demam, kebingungan atau perubahan kesadaran, muntah, dan ketidakmampuan untuk mentolerir cahaya atau suara keras.

10. Flu Babi


Flu babi adalah kasus-kasus influenza yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae yang endemik pada populasi babi. Galur virus flu babi yang telah diisolasi sampai saat ini telah digolongkan sebagai Influenzavirus C atau subtipe genus Influenzavirus A. Meskipun telah dinyatakan oleh WHO sudah resmi hilang, flu babi adalah satu lagi virus mematikan dan menular oleh virus influenza.

9. Sifilis


Penyakit menular ini diyakini menginfeksi sekitar 12 juta orang per tahun, dengan lebih dari 90% kasus di negara berkembang. Gejalanya termasuk segala sesuatu dari ruam untuk masalah jantung dan kadang-kadang bisa sulit untuk mendiagnosa dalam tahap awal.

8. Infeksi Saluran Pernapasan Bawah


Ada dua jenis penyakit pada infeksi saluran pernapasan bawah, yaitu bronkitis dan pneumonia. Beberapa gejala umum dari infeksi ini adalah pilek dan bersin, sakit kepala, dan sakit tenggorokan. Meskipun di sebagian besar negara-negara barat penyakit ini tidak fatal, di negara maju infeksi pernapasan bawah dengan mudah dapat mematikan.
 

7. Stroke


Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa. Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang penderita mengalami kelumpuhan di sebelah anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya.

6. Wabah Pes


Dikenal sebagai penyakit zoonosis, beredar terutama di kalangan tikus kecil dan kutu mereka. Tanpa pengobatan penyakit pes membunuh sekitar dua pertiga dari manusia yang terinfeksi dalam kurun waktu 4 hari.

5. SARS


Sebuah penyakit virus pernapasan pada manusia, kasus terakhir yang diketahui terjadi pada bulan Juni 2003. SARS tidak diklaim telah diberantas, karena bagaimanapun mungkin masih ada dalam tempat alaminya (populasi hewan) dan dapat kembali ke populasi manusia.

4. Kusta


Penyakit kronis ini telah memiliki sejarah panjang yang membuat korbannya dianggap sebagai sampah masyarakat karena cara deformasi permukaan kulit. Meskipun hari ini perawatan telah ditemukan, di banyak bagian negara berkembang koloni kusta dunia masih sangat lazim.

3. Campak


Campak menular melalui respirasi dan sangat menular. Sekitar 90% dari orang-orang yang berbagi ruang hidup dengan orang yang terinfeksi akan terinfeksi penyakit ini. Sementara sebagian besar pasien bertahan hidup dalam campak, terjadi komplikasi yang cukup sering, dan mungkin termasuk bronkitis, dan panencephalitis yang berpotensi fatal.
 

2. HIV/AIDS


HIV merupakan suatu virus yang menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Tanpa pengobatan, seorang dengan HIV bisa bertahan hidup selama 9-11 tahun setelah terinfeksi, tergantung tipenya. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun.. Sejak penemuannya, AIDS telah menyebabkan lebih dari 30 juta kematian.

1. Malaria


Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium. Kebanyakan parasit tersebut dibawa oleh nyamuk Anopheles, kemudian ditularkannya ke manusia dengan cara menusukkannya ke dalam pembuluh darah. Gejala umumnya adalah demam dan sakit kepala, yang jika tidak ditangani secepatnya dapat menyebabkan koma bahkan kematian. Penyakit ini ditemukan terutama di daerah tropis dan sepertinya belum ada vaksin yang efektif.

Nah, sekian, semoga kita tidak terjangkit dari penyakit-penyakit yang disebutkan di atas. Amin.
Mohon maaf jika ada kesalahan. Terima kasih telah berkunjung

sumber:
http://akip098.blogspot.co.id/2014/08/25-penyakit-paling-mematikan-dalam.html

Beberapa Syndrome Akibat Kelainan Genetis


Beberapa kelainan genetis pada manusia dapat menyebabkan syndrome, diantranya :
a. Turner Syndrome
Syndrome dengan kariotipe (22AA + X0). Jumlah kromosom 45 dan kehilangan satu kromosom seks pada kromosom nomor
Ciri-ciri penderita Turner syndrome
• Pasien dengan sindrom Turner perempuan, tapi tidak berkembang ovumnya (disgenesis ovaricular).
• Penderita sindrom Turner cenderung berciri fisik tertentu seperti bertubuh pendek, kehilangan lipatan kulit di sekitar leher, pembengkakan pada tangan dan kaki, wajah menyerupai anak kecil, dan dada berukuran kecil. Beberapa penyakit cenderung menyerang penderita sindrom ini, di antaranya adalah penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal dan tiroid, kelainan rangka tulang seperti skoliosis danosteoporosis, obesitas, serta gangguan pendengaran dan penglihatan.
• Sebagian besar penderita sindrom ini tidak memiliki keterbelakangan intelektual, namun dibandingkan wanita normal, penderita memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menderita keterbelakangan intelektual. Sebagian penderita sindrom Turner memiliki kesulitan dalam menghafal, mempelajari matematika, serta kemampuan visual dan pemahaman ruangnya rendah. Perbedaan fisik dengan wanita normal juga membuat penderita sindrom Turner cenderung sulit untuk bersosialisasi
b. Klinefelter Syndrome
Kariotipe (22 AA + XXY), telah trisomik pada gonosom kromosom nomor 23 dan 24. Ciri fisik penderita sindrom ini :
• Gejala klinis dari sindrom klinefelter ditandai dengan
perkembangan ciri-ciri seksual yang abnormal atau tidak berkembang, seperti testis yang kecil dan aspermatogenesis (kegagalan memproduksi sperma).
• Testis yang kecil diakibatkan oleh sel germinal testis dan sel selitan (interstital cell) gagal berkembang secara normal. Sel selitan adalah sel yang ada di antara sel gonad dan dapat menentukan hormon seks pria.
• Selain itu, penderita sindrom ini juga mengalami defisiensi atau kekurangan hormon androgen, badan tinggi, peningkatan level gonadotropin, danginekomastia.
• Penderita klinefelter akan mengalami ganguan koordinasi gerakbadan, seperti kesulitan mengatur keseimbangan, melompat, dan gerakan motor tubuh yang melambat
• Dilihat dari penampakan fisik luar, penderita klinefelter memiliki otot yang kecil, namun mengalami perpanjangan kaki dan lengan
c. Jacob Syndrome
Kariotipe (22AA + XYY), mengalami kelainan pada kromosom no.13 berupa trisomik. Ciri-ciri penderita sindrom ini :
• Pada saat lahir, bayi biasanya tampak normal, lahir dengan berat dan panjang badan yang normal, tanpa kelainan fisik dan organ seksualnya normal.
• Pada awal masa kanak-kanak, penderita memiliki kecepatan pertumbuhan yang pesat, rata-rata mereka memiliki tinggi badan 7 cm diatas normal.
• Postur tubuhnya normal, tetapi berat badan nya relatif lebih rendah jika dibandingkan terhadap tinggi badannya.
• Pada masa kanak-kanak, mereka lebih aktif dan cenderung mengalami penundaan kematangan mental, meskipun fisiknya berkembang secara normal dan tingkat kecerdasannya berada dalam kisaran normal.
• Perkembangan seksual fisiknya normal, dimana organ seksual dan ciri seksual sekundernya berkembang secara normal. Pubertas terjadi pada waktunya.
• Pria XYY tidak mandul, mereka memilki testis yang berukuran normal serta memiliki potensi dan gairah seksual yang normal.
• Penderita sindrom ini umumnya berwajah kriminal, suka menusuk-nusuk mata dengan benda tajam, seperti pensil,dll dan juga sering berbuat kriminal.
• Anak laki-laki dengan sindroma XYY seirngkali secara fisik lebih aktif daripada saudara kandungnya dan jika aktivitas ini ditanggapi dan disalurkan dengan baik, biasanya tidak akan menimbulkan masalah.
• Mereka cenderung mengalami keterlambatan dalam kematangan emosi dan cenderung mengalami kesulitan belajar di sekolah sehingga perlu dirangsang secara dini dan adekuat.
• Pria XYY memiliki keadaan hormon seks yang normal dan tidak perlu menjalani terapi hormonal.
d. Patau Syndrome
Kariotipe (45A + XX / XY), trisomik pada kromosom autosom.autosomnya kelainan kromosom pada kromosom 13, nomor 14, atau 15. Nama lain dari kelaianan janin ini adalah trisomi 13. hal ini karena terjadi kelainan pada kromosom ke13 dari pendeita terseb ut, yaitu memiliki tiga untai kromosom 13. Ciri dari kelainan ini adalah
• bibir sumbing,
• ganggaun berat pada perkembangan otak, jantung, ginjal, tangan dan kaki.biasanya jika gejalanya sangat berat janin akan mati setelah beberapa saat dari kelahiran.
e. Sindrom Edward
Kariotipe (45A + XX / XY), trisomik pada autosom. Autosomal kelainan pada kromosom nomor 16,17, atau 18. Ciri-ciri penderita sindrom Edward :
• Kepala kecil (mikrosefali ) disertai dengan bagian belakang menonjol dari kepala ( tengkuk ); rendah-set,
• Telinga cacat; abnormal rahang kecil ( micrognathia ); celah bibir / celah langit-langit ; hidung terbalik;
• Sempitnya lipatan kelopak mata ( fisura palpebral ); luasnya mata spasi ( hypertelorism okular ); melorot dari atas kelopak mata ( ptosis ),
• Sebuah tulang dada pendek; tangan terkepal; Kista pleksus koroid; jempol terbelakang dan atau kuku jari-jari tidak ada , anyamandari kedua dan ketiga jari-jari kaki ; kaki pengkor dan pada laki-laki , testis tidak turun .
f. Sindrom Cri du Chat
Sindrom tangisan kucing, disebut juga Sindrom Cri du Chat atau Sindrom Lejeune, adalah suatu kelainan genetik akibat adanya delesi (hilangnya sedikit bagian) pada lengan pendek kromosom nomor 5 manusia.
Ciri-ciri penderita sindrom Cri du Chat :
• Manusia yang lahir dengan sindrom ini akan mengalamiketerbelakangan mental dengan ciri khas suara tangis yang menyerupai tangisan kucing.
• Individu dengan sindrom ini bisanya meninggal ketika masih bayi atau anak-anak
• Penderita sindrom ini lahir dengan berat badan yang di bawah normal.
• Selama masa pertumbuhan pun, tubuh penderita kecil dengan tinggi badan di bawah rata-rata.
• 98% penderita memiliki otak yang kecil (mikrochepal) sehingga bentuk kepala juga kecil saat lahir.
• Pertumbuhan badan dan kepala lambat.
• Ciri fisik lain meliputi bentuk wajah bulat dengan pipi besar, jari-jari yang pendek, dan bentuk kuping yang rendah letaknya
G. Sindrom Super Female
Sindrom Triple-X adalah satu jenis variasi kromosom disebabkan oleh perwujudan 3 kromosom X (trisomi) dalam gamet. Penderita mempunyai fenotip perempuan. Sindrom Triple-X terjadi terjadi akibat abnormalitas pembelahan kromosom menjadi gamet semasa meiosis. Kariotip penderita sindrom Triple-X mempunyai 47 kromosom
• Individu ini jelas mempunyai fenotip perempuan, tetapi pada umur 22 ia mempunyai alat kelamin luar seperti kepunyaan bayi.
• Alat kelamin dalam dan payudara tidak berkembang dan ia sediit mendapat gangguan mental.
• menstruasi sangat tidak teratur.
• Penelitian Jacobs pada seorang pasien perempuan berusia 37 tahun menyatakan adanya menstruasi yang sangat tak teratu, ovarium dalam keadaan seperti menopause, pemeriksaan mikroskopis dari ovarium menunjukkan kelainan pada pembentukan folikel ovarium dan dari 63 sel yang diperiksa maka 51 sel memiliki 47 kromosom, sedang kromosom tambahannya ialah kromosom-X.
• Tes seks kromatis menunjukkan bahwa pasien itu mempunyai 2 buah seks kromatin.
• Umumnya penderita lebih tinggi dari perempuan umunya tetapi berat badan penderita tersebut tidak sebanding dengan tingginya
h. Stickler Syndrome
Syndrome Stickler adalah sekelompok kelainan genetik yang mempengaruhijaringan ikat , khususnya kolagen . Ciri-ciri penderita syndrome ini adalah :
• Orang dengan sindrom ini memiliki masalah yang mempengaruhi hal-hal lain selain mata dan telinga.
• Arthritis, kelainan untuk ujung tulang panjang, kelainan tulang belakang, kelengkungan tulang belakang, scoliosis, nyeri sendi, dan jointedness ganda semua masalah yang dapat terjadi di tulang dan sendi.
• karakteristik fisik orang dengan Stickler dapat mencakup pipi datar, jembatan hidung datar, rahang atas kecil, alur diu capkan bibir atas, rahang bawah kecil, dan kelainan langit-langit, ini cenderung untuk mengurangi dengan usia dan pertumbuhan normal dan kelainan langit-langit bisa diobati dengan operasi rutin
i. Down Syndrome
Sindrom Down (bahasa Inggris: Down syndrome) merupakan kelainan genetik yang terjadi pada kromosom 21 pada berkas q22 genSLC5A3,[1] yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Ciri-ciri penderita syndrome ini adalah :
• penampilan fisik yang menonjol berupa ben tuk kepala yang relatif kecil dari normal (microchephaly) dengan bagian anteroposterior kepala mendatar.
• Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar, mulut yang mengecil dan lidah yang menonjol keluar (macroglossia).
• Seringkali mata menjadi sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan (epicanthal folds). Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang pendek termasuk ruas jari-jarinya serta jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan maupun kaki melebar.
• Sementara itu lapisan kulit biasanya tampak keriput
(dermatoglyphics). Kelainan kromosom ini juga bisa menyebabkan gangguan atau bahkan kerusakan pada sistim organ yang lain.
• Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa congenital heart disease. kelainan ini yang biasanya berakibat fatal karena bayi dapat meninggal dengan cepat. Pada sistim pencernaan dapat ditemui kelainan berupa sumbatan pada esofagus (esophageal atresia) atauduodenum (duodenal atresia).
• Pada otak penderita sindrom Down, ditemukan peningkatan rasio APP (bahasa Inggris: amyloid precursor protein)[2] seperti pada penderita Alzheimer.
j. ACA Syndrome
Penyakit darah kental atau sindrom ACA atau sering juga dikenal dengan sindrom hughes sesuai dengan nama penemunya, merupakan sebuah penyakit autoimun dimana tubuh memproduksi antibodi yang menyerang bagian tubuh sendiri. Sindrom ACA sendiri merupakan indikasi dari APS (antibody antiphospholipid syndrome) yaitu kekurangan cairan dalam darah yang menyebabkan mudahnya terjadi perlekatan antar trombosit yang
menyebabkan darah membeku (thrombosis).
Angka ACA sering dipakai untuk mengindikasikan adanya sindrom ini ketika dilakukan pemeriksaan serologi darah. Seseorang dikatakan terkena ACA positif pada saat nilai ACA > 20 MPL.
 Pusing yang berlebihan
 Migren yang berulang
 Vertigo
 Biru-biru pada kulit dan ujung jari,
 Penurunan daya ingat
 Tuli sesaat
 Pada ibu hamil terjadi mual dan pusing yang berlebihan, dan gejala ekstrimnya adalah keguguran berulang

sumber:
https://liavanilla.wordpress.com/bios-stuff/beberapa-syndrome-akibat-kelainan-genetis/

TEORI-TEORI DALAM PSIKOLOGI SOSIAL

1. TEORI GENETIK
Teori ini menekankan kualitas pembawaan sejak lahir atas tingkah laku sosial. Bahwa "manusia adalah binatang sosial" menjadi inti dan teori genetik dan sekaligus menjadi dasar asumsinya, bahwa komponen-komponen dari tingkah laku sosial dihubungkan dengan atau mempunyai akar pada penyebab genetik yang tidak dipelajari. Misalnya Konrad Lorenz (dalam Dayakisni, 2006:14), seorang ahli etiologi, yang mempelajari gejala sosial pada binatang. Lorenz berpendapat bahwa tingkah laku agresi adalah perwujudan dan insting agresi yang dibawa sejak lahir dan berasal dan kebutuhan untuk melindungi diri. Ahli yang lainnya William Mc Douglas (dalam Dayakisni, 2006:14) juga mendasarkan pada konsep-konsep genetik pada tingkah laku sosial. Douglas berpendapat bahwa banyak sifat dan tingkah laku spesifik dapat dijelaskan dalam istilah insting, tingkah laku yang memiliki tujuan langsung yang tidak dipelajari. Douglas menuliskan seperangkat insting yang diperkirakan medasari sejumlah tingkah laku. Misalnya apabila seorang ibu melindungi anaknya maka hal tersebut dinamakan tingkah laku "parental insting" (insting orang tua) sedangkan jika dikenakan kepada orang yang berhungan dengan orang-orang lainnya maka hal tersebut dianggap karena adanya "insting untuk berkumpul". Namun sebagian ahli psikologi sosial menolak pendapat bahwa resting merupakan mekanisme penjelasan tingkah laku manusia karena tasting diangap tidak dapat menjelaskan alasan dibalik tingkah laku dan tidak dapat memberikan prediksi yang akurat atas tingkah laku individu di masa yang akan datang. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam teori genetik mengabaikan peranan faktor situasional dan lingkungan dalam menelaah tingkah laku sosial. Oleh karenanya teori ini kurang populer untuk dipakai dalam mengkaji fenomena-fenomena psikologi sosial.
2. TEORI STIMULUS — RESPONS
Prinsip teori ini menyatakan bahwa:
 "Kalau stimulus memberikan akibat yang positif atau memberi reward maka respons terhadap stimulus tersebut akan diulangi pada kesempatan lain dimana stimulus yang sama timbul. Sebaliknya apabila respons memberikan akibat yang negatif (hukuman dan sebagainya) hubungan antara stimulus - respons tersebut akan dihindari pada kesempatan lain". 
Beberapa istilah yang perlu dijelaskan dalam teori ini adalah stimulus, respons, dorongan, reinforcementlfaktor penguat. Stimulus adalah peristiwa yang terjadi baik di luar maupun di dalam tubuh manusia yang menyebabkan timbulnya suatu perubahan tingkah laku. Respons adalah perubahan yang disebabkan oleh adanya stimulus. 
 Menurut Keller & Schoenfeld (Wibowo,1988:127) stimulus mempunyai 3 (tiga) fungsi yaitu: 
a. Pembangkitan: stimulus yang membangkitkan, adalah stimulus yang langsung memberikan suatu respons. Misalnya makanan langsung menimbulkan air liur orang yang melihatnya pada saat lapar terutama. 
b. Diskriminasi: stimulus yang diskriminatif, adalah stimulus yang tidak langsung menimbulkan respons tetapi hanya merupakan pertanda adanya stimulus pembangkit. Misalnya mendengar ada tukang siomay lewat. Saat barn mendengar belum ada reaksi apapun dan diri orang tersebut, barulah setelah melihat sang penjual menyajikan sepiring di depannya keluarlah air liurnya. 
c. Reinforcement: adalah stimulus yang menimbulkan konsekuensi yang positif atau negatif pada terbentuknya respons. Reinforcement positif adalah stimulus yang jika diberikan akan memperkuat tingkah laku respons. Misalnya seorang anak yang menolong orang lain kemudian mendapat pujian dan hadiah, maka ia akan cenderung mengulangi tingkah laku menolongnya di kemudian hari. Reinforcement negatif adalah stimulus yang jika tidak diberikan atau dihentikan pem-beriannya, akan memperkuat terjadinya respons. Misalnya seorang anak yang kegemukan dan gelalu diejek oleh temannya, tidak lagi diejek oleh temannya manakala dia berprestasi di kelas/menjadi juara kelas. Maka ia akan mengulangi dan meningkatkan prestasi akademiknya tersebut. 
Dorongan adalah suatu kekuatan dalam din seseorang yang jika telah mencapai kekuatan yang maksimum akan menyebabkan orang tersebut melakukan sesuatu. Menurut Dollard & Miller (dalam Wibowo, 1988:1.27) terdapat 2 (dua) macam dorongan pada manusia yaitu dorongan primer dan dorongan sekunder. Dorongan primer adalah dorongan bawaan seperti lapar, haus, sakit dan seks. Dorongan sekunder adalah dorongan yang bersifat sosial dan dipelajari misalnya dorongan untuk mendapat upah, pujian, perhatian dan sebagainya.
3. TEORI KOGNITIF
Pokok pikiran dalam pendekatan kognitif adalah bahwa perilaku individu tergantung pada caranya mengamati situasi sosial. Secara spontan dan otomatis orang akan mengorganisasikan persepsi, pikiran dan keyakinannya tentang situasi sosial ke dalam bentuk yang sederhana dan bermakna., seperti yang mereka lakukan terhadap objek. Bagaimanapun rancunya situasi orang akan mengadakan pengaturan dan pengorganisasian ini (persepsi dan pengartian lingkungan) akan mempengaruhi perilaku individu dalam situasi sosial.
Terdapat beberapa prinsip dasar dalam teori ini yaitu (Sears., 1985:17-18): 
a. Individu cenderung mengelompokkan dan mengkategorikan objek secara spontan. Individu tidak melihat objek secara tersendiri melainkan sebagai bagian dari sekelompok benda atau hal-hal lain di sekitarnya. Oleh karenanya individu cenderung mengelompokkan objek ini dengan beberapa prinsip sederhana misalnya karena kesamaan, kedekatan atau pengalaman masa lalu. 
b. Individu dapat memperhatikan objek dengan mengamati sesuatu sesuatu sebagai hal yang menyolok (figure) dan yang lain sebagai latar belakang (ground). Biasanya rangsangan yang bergerak, berwama, bersuara, unik, dekat, merupakan figure. Sedangkan rangsangan yang lembut, tidak menarik, tidak bergerak, tidak bersuara, umum, jauh, merupakan ground. 
Teori kognitif mempunyai tekanan yang berbeda dengan teori belajar yaitu: 
a. Teori kognitif memusatkan din pada interpretasi dan organisasi perseptual mengenai keadaan seseorang, bukan keadaan masa lalu. 
b. Teori kognitif mencari sebab-sebab perilaku pada persepsi atau interpretasi individu terhadap situasi dan tidak pada realita situasinya. Interpretasi individu terhadap situasi merupakan hal yang lebih penting daripada bagaimana sebenarnya situasi itu.
4. TEORI BELAJAR SOSIAL (SOCIAL LEARNING THEORY)
 Pokok pemikiran dalam pendekatan belajar adalah bahwa perilaku individu ditentukan oleh apa yang telah dipelajari sebelumnya. Dalam situasi tertentu seseorang mempelajari perilaku tertentu sebagai kebiasaan dan bila menghadapi situasi itu kembali oarang tersebut akan cenderung untuk berperilaku sesuai dengan kebiasaannya itu. Pendekatan dengan belajar populer di tahun 1920-an dan merupakan dasar Behaviorisme.
Dalam kehidupan manusia ada 2 (dua) pengertian belajar yaitu belajar secara fisik misalnya belajar menari, naik sepeda dan lain-lain, dan belajar psikis yaitu mempelajari perannya dan peran orang lain dalam konteks sosial. Menurut Dollard & Miller ada 4 (empat) prinsip dalam belajar yaitu dorongan, isyarat, respons dan reward. Pengertian dorongan dan respons sudah dijelaskan sebelumnya. Reward sebenarnya sama dengan reinforcement yaitu stimulus yang menetapkan perlu diulangi atau tidak suatu respons pada kesempatan lain. Isyarat adalah stimulus yang menentukan kapan dan dimana suatu respOns akan timbul dan respons apa yang akan timbul. Isyarat bisa disamakan dengan stimulus diskriminatif. Mekanisme belajar dapat dibagi dalam tiga mekanisme umum (Sears, dkk., 1985:13-14) yaitu:
a. Asosiasi (Classical Conditioning) yaitu kita belajar berperilaku dengan mengasosiasikan kata-kata, suara-suara, warna-warna dan sebagainya atau fenomena yang terjadi disekitar kita. Misalnya mengasosiasikan kata "Tsunami" dengan hal-hal atau bencana yang mengerikan.
b. Reinforcement, yaitu orang belajar menampilkan perilaku tertentu karena perilaku itu disertai dengan sesuatu yang menyenangkan dan dapat memuaskan kebutuhan (atau mereka belajar menghindari perilaku yang disertai akibat-akibat yang tidak menyenangkan). Misalnya seorang mahasiswa yang belajar untuk tidak menentang profesor pengajarnya di kelas karena ketika hal tersebut dilakukan sang profesor selalu mengerutkan dahi, marah dan membentaknya kembali.
c. Imitasi adalah proses dimana orang mempelajari sikap dan perilaku sosial dengan meniru sikap dan perilaku yang menjadi model.
Misalnya anak-anak yang menirukan hal-hal yang dilakukan oleh orang tuanya atau orang dewasa di sekitarnya. Cara yang penting dalam belajar sosial adalah tingkah laku imitasi. Dollard & Miller (dalam Wibowo,1988:I.28-I.29) menyatakan terdapat 3 (tiga) mekanisme imitasi:
a. Tingkah Laku Sama 
Terjadi bila 2 (dua) atau lebih orang memberikan respon karena terstimulus oleh isyarat yang sama. Misalnya sesama penumpang angkutan umum dengan jurusan yang sama, tidak lantas perbuatan ini dianggap sebagai tiruan.
b. Tingkah Laku Tergantung 
Timbul dalam hubungan antara dua pihak dengan keadaan pihak yang satu adalah lebih pandai, lebih tua atau lebih mampu dari pihak lain. Maka pihak lain akan menyesuaikan tingkah lakunya dan akan tergantung pada pihak pertama. Misalnya seorang kakak yang menjemput dan membawakan tas ayahnya pada saat sang ayah pulang kerja maka ia akan diberikan sebatang coklat. Dia menganggap deru mobil sang ayah di halaman pada sore hari adalah isyarat sang ayah datang dan biasanya akan memberinya coldat, maka ia berlari menghamhirinya. Bagi adiknya yang pada saat itu barn melihat kejadian tersebut, gerak lari kakaknyalah yang merupakan isyarat baginya sehingga ia meniru (imitasi) tingkah laku kakaknya di lain kesempatan karena dengan begitu ia akan mendapat reward sebatang coklat dan ayahnya.
c. Tingkah Laku Salinan (Copying) 
Persamaan antara tingkah laku tergantung dengan tingkah laku salinan adalah keduanya sama-sama menggunakan isyarat dan tingkah laku model (orang yang ditiru). Perbedaannya terletak pada jika dalam tingkah laku tergantung seseorang merespons hanya terhadap isyarat dari model, sedangkan dalam copying orang yang bersangkutan akan merespons tingkah laku yang menunjukkan kesamaan dan perbedaan antara responnya dengan respons si model (orang yang ditiru). Misalnya A biasanya akan memperlambat laju mobilnya jika lampu kuning menyala. Suatu hari pada saat lampu kuning menyala ia melihat B pengendara mobil lainnya yang justru mempercepat laju kendaraannya dan ia terhindar dari lampu merah. Maka pada kesempatan lain, jika ada lampu kuning menyala A akan mempercepat laju kendaraannya.
Terdapat beberapa ciri khusus dalam pendekatan belajar yaitu (Sears., 1985:14):
a. Sebab-sebab perilaku diduga terletak terutama pada pengalaman belajar individu di masa lampau. Para ahli teori belajar mengaitkan diri pada pengalaman masa lalu dan kurang memperdulikan seluk beluk situasi yang sedang terjadi.
b. Pendekatan belajar cenderung menempatkan penyebab perilaku terutama pada lingkungan eksternal dan tidak pada pengartian subjektif individu terhadap apa yang terjadi. Pendekatan ini menekankan kejadian eksternal yang telah diasosiasikan dengan stimulus atau reinforcement yang telah dikaitkan dengan timbulnya tanggapan atau model peran yang pernah diternui. Semua ini bersifat eksternal bagi individu. Sebagai sebab-sebab terjadinya perilaku pendekatan belajar tidak menekankan keadaan subjektif misalnya persepsi terhadap situasi dan emosi.
c. Biasanya diarahkan untuk menjelaskan perilaku yang nyata dan bukan pada keadaan subjektif atau psikologis.
5. TEORI PSIKOANALISA
Tokoh dan teori ini adalah Freud. Alasan teori ini dipakai untuk menelaah tingkah laku sosial adalah adanya pendapat dan Freud bahwa terdapat pertentangan yang mendasar antara pemuasan keinginan-keinginan dan kebutuhan-kebutuhan individual dengan kesiapan masyarakat dalam memenuhi semua kebutuhan tersebut. Menurut teori ini pula perkembangan individu menuju kedewasaan adalah melalui serangkaian tahapan yaitu tahap oral, anal, phallic dan genital. (dalam Wibowo, 1.14-1.15) Secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tahap Oral: Bayi barn lahir s/d 1 atau 1,5 tahun. Pengalamannya hanya kenikmatan, kesakitan dan perubahan-perubahan ketegangan.
b. Tahap Anal: Berlangsung dari usia 1 atau 1,5 tahun — 4 tahun. Perkembangan ego ditandai dengan kemampuan untuk menguasai obyek, mengantisipasi hal-hal yang terjadi dengan imaginasi; sadar dan
toleransi terhadap kecemasan; perkembangan kemampuan berbicara dan berpikir; tumbuhnya kemampuan untuk menunda respons.
c. Tahap Phallic: Mulai terjadi setelah usia 3 — 4 tahun. Perkembangan yang penting adalah meningkatnya minat pada seks (dalam keluarga berupa kompleks oedipus, jika anak laki-laki dengan ayahnya dan anak perempuan dengan ibunya; serta dalam dirinya berupa fantasi-fantasi tertentu), proses pertunibuhan super ego, serta makin banyak menggunakan mekanisme pertahanan diri. Ditandai dengan meningkatnya keinginan untuk bermasturbasi; meningkatnya keinginan untuk bersentuhan tubuh dengan anggota keluarga yang berlawanan jenis; meningkatnya kecenderungan ekshibisionis (menunjukkan alat kelamin kepada orang lain).
d. Tahap Laten: Merupakan masa konsolidasi dalam perkembangan, menyesuaikan did dengan lingkungan di luar keluarga. Hasrat seksual kepada orang tua disublimasikan menjadi rasa menghormati dan menghargai. Merupakan masa persiapan untuk remaja (pubertas).
e. Tahap Genital: Secara psikologis ditandai dengan ciri-ciri antara lain hasrat untuk mandiri, lebih menghargai aturan-aturan dari teman sebaya, pemberontakan melawan orang tua, pikiran-pikiran bingung dan lain-lain.
Menurut konsep Freud ada 3 (tiga) sistem yang membentuk struktur kepribadian:
a. Id adalah cumber energi psikis, merupakan sub sistem dan kepribadian. Id seringkali dilukiskan sebagai pengharapan-pengharapan yang berasal dari insting-insting psikologi yang dipunyai setiap orang sejak lahir. Id adalah sesuatu yang tidak disadari maka semua ketidaksadaran berlaku bagi id misalnya amoral, tidak terpengaruh oleh waktu, tidak mempedulikan realitas, bekerja atas dasar kesenangan, tidak terbelenggu moral, etik, alasan dan logika. Id secara tetap merupakan upaya untuk mendapatkan kesenangan, penghargaan dan pemuasan. Upaya ini secara pokok diwujudkan lewat libido dan agresi (dalam Gerungan, 2004). Libido mengarah pada hubungannya dengan keinginan seksual, kesenangan-kesenangan termasuk di dalamnya kehangatan, makanan dan kenyamanan (comfortable). Agresi mendorong Id ke arah kerusakan termasuk diantaranya keinginan perang, berkelahi, berkuasa dan semua tindakan-tindakan yang bersifat merusak. Walaupun demikian Id tetap diakui sebagai kekuatan yang mendorong sepanjang kehidupan ini dan merupakan sumber yang amat penting dari daya berpikir dan upaya bertindak. Id pada akhirnya hams dihubungkan dengan realitas yang tidak bisa diabaikan begitu saja, oleh karena itu sebagai penghubung timbul sistem "ego".
b. Ego berfungsi untuk menghadapi realitas dan menerjemahkan untuk id. Ego beroperasi berdasarkan proses berpikir. Ego merupakan sumber rasa sadar. Ia mewakili loglka dan yang dihubungkan dengan prinsip-prinsip realitas. Ego merupakan sub sistem yang berfungsi ganda yaitu melayani dan sekaligus mengendalikan dua sistem lainnya (Id dan Super-Ego) dengan cara berinteraksi dengan dunia luar atau lingkungan luar (external environment). Ego dapat mengembangkan suatu fasilitas penalaran untuk menimbang dan belajar guna menyesuaikan dan bertindak sesuai dengan lingkungannya. Namun pada gilirannya situasi konflik antara Id dan Ego tidak dapat dihindarkan, dimana di satu pihak Id menuntut dipenuhinya kesenangan dengan cepat dan di pihak lain Ego berusaha menekan, menolak atau menundanya untuk mencarikan waktu dan tempat yang lebih sesuai untuk memenuhi kesenangan tersebut. Agar Ego dapat mengatasi konflik dengan Id maka is banyak mendapat bantuan dari Super-Ego.
c. Super-Ego: adalah sistem moral dan kepribadian atau kekuatan moral dari personalitas. Sistem ini berisi norma-norma budaya, nilai-nilai sosial dan tata cara yang sudah diserap ke dalam jiwa. Super ego berprinsip mencari kesempurnaan. Ia adalah sumber norma yang memungkinkan Ego memutuskan apakah sesuatu benar atau salah. Teori psikoanalisa juga memperkenalkan konsep ketidaksadaran sebagai bagian kepribadian, dimana terletak keinginan-keinginan, impuls-impuls dan konflik-konflik yang dapat mempunyai pengaruh langsung terhadap tingkah laku. Pada dasarnya tingkah laku individu dipengaruhi atau dimotivasi oleh determinan kesadaran maupun ketidaksadaran (Dayakisni, 2006:19). Contoh dalam proses-proses ketidaksadaran misal-nya tingkah laku agresi dipandang sebagai suatu manifestasi pembawa-an sejak lahir, yaitu yang disebut sebagai insting mati dalam ketidak-sadaran.
6. TEORI PERAN
Pengertian Peran (Role) biasanya didefinisikan sebagai serangkaian tingkah laku atau fungsi-fungsi yang dikaitkan dengan posisi khusus dalam hubungan tertentu. Menurut Bidle & Thomas (Wibowo, 1988:1.21) ada 4 (empat) istilah tentang perilaku dalam kaitannya dengan peran:
a. Harapan (expectation).
b. Norma (norm).
c. Wujud Perilaku (performance).
d. Penilaian (evaluation) dan Sanksi (sanction).
Dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
a. Harapan tentang Peran, adalah harapan-harapan orang lain pada umumnya tentang perilaku-perilaku yang pantas yang seyogyanya ditunjukkan oleh seseorang yang mempunyai peran tertentu.
Contoh harapan dari masyarakat umum terhadap public servant yang bersih dan bebas KKN.
b. Norma, merupakan salah satu bentuk harapan. Menurut Secord & Backman (Wibowo, 1988:L21-L22) jenis jenisharapan adalah:
• Harapan yang bersifat meramalkan (predicted role expectation) yaitu harapan tentang suatu perilaku yang akan terjadi. 
• Harapan Normatif (prescribed role expectation) adalah keharusan-keharusan yang menyertai suatu peran. Ada 2 jenis yaitu pertama harapan yang terselubung (covert) adalah harapan-harapan yang ada tanpa harus diucapkan misalnya dokter hams menyembuhkan pasiennya. Kedua yaitu harapan terbuka (overt) adalah harapan- harapan yang diucapkan (role demand). Misalnya orang tua yang meminta agar anaknya rajin belajar dan bertanggung jawab atas tugas-tugasnya.
c. Wujud Perilaku dalam Peran Peran diwujudkan dalam perilaku nyata, bukan sekedar harapan. Misalnya peran ayah adalah mendisiplinkan anaknya, maka ada ayah yang menggunakan hukuman-hukuman fisik sedangkan ayah lainnya hanya memberi nasehat raja. Kapan peran perlu ditunjukkan/ menjadi penting? Perwujudan peran bisa bermacam-macam. Misalnya pendapat Sarbin (dalam Wibowo, 1988:1.23) dimana perwujudan peran terdiri dan tingkatan intensitas dan yang terendah sampai yang tertinggi. Contoh seorang pemain musik di kafe yang menjadi tugasnya setiap malam maka karena terlalu biasa ia bisa bermusik sambil mengobrol dengan temannya. Sementara ada seorang pianis yang hams menggelar konser tunggalnya maka ia akan mempersiapkan din dan performanya dengan penuh konsentrasi. Goffman (dalam Wibowo, 1988:1.23) meninjau dan sudut lain yaitu dari permukaan (front), yaitu untuk menunjukkan perilaku-perilaku tertentu yang diekspresikan secara khusus agar orang mengetahui secara jelas peran si pelaku. Contoh seorang profesor akan memajang rak penuh buku-buku ilmiah di ruang tamu, sehingga tamunya akan mendapat kesan tentang apa dan bagaimana peran profesor tersebut. Inilah yang dimaksud dengan "front". Namun ada juga hal yang disukai profesor misalnya tetapi tidak ditunjukkan yaitu kegemarannya membaca komik dimana komik-komik tersebut disimpannya dengan rapi di kamar pribadinya.
d. Penilaian dan Sanksi.
 Menurut Biddle & Thomas (dalam Wibowo, 1988:1.24) penilaian peran adalah pemberian kesan positif atau negatif yang didasarkan pada harapan masyarakat terhadap peran dimaksud. Sanksi adalah usaha orang untuk mempertahankan suatu nilai positif atau agar perwujudan peran diubah sedemikian rupa sehingga yang tadinya dinilai negatif menjadi positif. Menurut Merton & Kitt (dalam Wibowo, 1988:1.25) setiap orang memerlukan kelompok rujukan (reference group) tertentu yang mempunyai fungsi, pertama fungsi normatif, dimana kelompok mendesakkan suatu standar tertentu bagi perilaku dan keyakinan atau kepercayaan anggotanya. Terlepas benar atau salahnya standar itu, kelompok mempunyai cukup kekuatan atas individu sehingga individu mau tidak mau mengikuti standar tersebut. Misalnya aturan-aturan yang dibuat orang tua hams diikuti anaknya karena anak adalah anggota keluarga. Jika norma ini diserap (diinternalisasikan) maka terbentuklah nilai dalam diri individu itu yang selanjutnya menjadi pedoman bagi tingkah laku dan kepercayaannya. Kedua adalah fungsi komparatif /perbandingan dimana kelompok hanya dijadikan alat pembanding bagi individu untuk mengetahui apakah perilaku atau kepercayaannya sudah benar atau masih salah. Perbandingan ini bisa dilakukan dengan melibatkan diri atu tidak terhadap kelompok tersebut. Kelompok hanya dijadikan alat untuk tujuan informatif saja

sumber:
http://sumberilmupsikologi.blogspot.co.id/2015/09/teori-teori-dalam-psikologi-sosial.html

Kamis, 14 Juli 2016

Macam-macam Sindrom


1. Sindrom Down

Penyebab : Menurut para ahli, penyebab down syndrome terjadi karena perkembangan kromosom yang tidak normal, di mana pada saat pembuahan ada kromoson menyimpang atau adanya mutasi gen dari orangtua janin. Padahal seharusnya kromoson ibu dan ayah terbelah menjadi dua, dan saling menempel.
Ciri-ciri : tinggi badan
sekitar 120 cm, kepala lebar dan
pendek, bibir tebal, lidah
besar dan menjulur, liur selalu
menetes, jari pendek dan
gemuk terutama kelingking,
telapak tangan menebal, mata sempit miring ke samping, gigi
kecil-kecil dan jarang, IQ
rendah, umumnya steril

2. Sindrom Klinefelter

Penyebab : Penyebab dari sindrom klinefelter ini adalah karena terjadi penyimpangan proses bersatunya kromosom pada saat terjadi pembuahan. Bisa diakibatkan oleh radiasi, faktor makanan, atau lingkungan, misalnya polusi. Kasus ini banyak juga ditemukan, tergantung rentannya penyebab yang muncul. bagi daerah dengan tingkat polusi yang tinggi, kemungkinan akan semakin banyak terjadi kasus yang lebih dikenal dengan penderitanya disebut transgender.
Ciri-ciri : jenis
kelamin pria, kelebihan satu
kromosom X, mengalami
testicular disgenesis (testis
tidak tumbuh sempurna)
akibatnya mandul, dan tumbuh payudara

3. Sindrom Turner

Penyebab : Penyebab kelainan sindrom turner ini adalah tidak mendapatkan kromosom Y; terjadi karena ada nondisjunction pada spermatogenesis sehingga sperma yang dihasilkan adalah sperma XY dan sperma O. Sperma O (tidak mempunyai kromosom kelamin) kemudian membuahi ovum X, maka terbentuklah individu 44A + X.
Ciri-ciri : jenis
kelamin wanita, mengalami
ovariculardisgenesis (ovarium
tidak tumbuh) sehingga
mandul, kehilangan satu kromosom X, payudara tidak
tumbuh.

4. Sindrom Edwards

Penyebab : Sindrom Edward
adalah sindrom yang
terjadi karena
kelebihan kromosom
ke-18 (trisomi 18)
ketika terjadi pembuahan.Sindrom
ini biasanya terjadi
sebanyak 1 dari
3.000 bayi baru
lahir.
ciri-ciri : kepala kecil, telinga
terletak lebih
rendah, celah bibir/
celah langit-langit,
tidak memiliki ibu jari
tangan, clubfeet, diantara jari tangan
terdapat selaput,
kelainan jantung &
kelainan saluran
kemih-kelamin.Para
penderitanya jarang bertahan sampai
lebih dari beberapa
bulan dan
keterbelakangan
mental yg terjadi
sangat berat.


5. Sindrom Patau

Penyebab : Sindrom ini
terjadi jika pasien memiliki
lebih satu kromosom pada
pasangan kromosom ke-13
karena tidak terjadinya
persilangan antara kromosom saat proses meiosis. Beberapa
pula disebabkan oleh
translokasi Robertsonian.
Lebih satu kromosom pada
kromosom yang ke-13
mengganggu pertumbuhan normal bayi serta
menyebabkan munculnya
tanda-tanda Sindrom Patau.
Ciri-ciri : kepala kecil, mata kecil, tuli, polidaktili, rumbing celah-celah langit, dapat terjadi pada wanita atau pria, memiliki kelainan otak, jantung, ginjal, usus dan mengalami keterbelakangan mental.

6. Sindrom Jacobs

Penyebab :Sindrom Jacobs merupakan kelainan yang terjadi ketika sel telur dibuahi oleh sel sperma dengan kromosom YY (akibat mengalami gagal berpisah pada kromosom seksnya) Pembuahan tersebut menghasilkan keturunan dengan 47 kromosom terdiri atas 44 autosom dan 3 kromosom seks, yaitu XYY.
Ciri-ciri : laki-laki berperawakan tinggi, bertubuh normal, IQ di bawah normal (80-95), wajah menakutkan, agresif, dan berperilaku kasar.

7. Sindrom cri du chat

Penyebab :Sindrom tangisan kucing
disebabkan kelainan
kromosom tubuh (autosomal).
Kromosom nomor 5 yang
terlibat mengalami delesi
pada lengan pendeknya (5p). Kebanyakan kasus terjadi
akibat mutasi. Suatu
mekanisme translokasi
genetik pada kromosom
orang tua saat pembelahan
sel juga menjadi penyebab kelainan ini. Akibat
translokasi ini, risiko
terjadinya kasus yang sama
pada kehamilan berikutnya
akan meningkat. Tidak
ditemukan hubungan antara usia orangtua saat kehamilan
dengan sindrom ini. Diagnosis
kelainan ini dapat dilakukan
pada jaringan plasenta
(teknik chorionic villus
sampling)saat kehamilan berusia 9-12 minggu atau
dengan cairan ketuban
(amnioncentesis) saat usia
kehamilan di atas 16 minggu .
Ciri-ciri : kepala kecil, leher pendek, hidung lebar, dengan penampakan wajah yang tidak biasa, dan mengalami keterbelakangan mental.

sumber:
http://pasekrenti.heck.in/macam-macam-sindrom-2.xhtml

Fobia


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Fobia (gangguan anxietas fobik) adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara di bayangan mental seorang pengidap fobia, subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.
Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan di mana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrem seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya.
Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.

Fobia sosial dan fobia spesifik

Fobia sosial dikenal juga sebagai gangguan anxietas sosial, fobia sosial adalah ketakutan akan diamati dan dipermalukan di depan publik. Hal ini bermanifestasi sebagai rasa malu dan tidak nyaman yang sangat berlebihan di situasi sosial. Hal ini mendorong orang untuk mengindari situasi sosial dan ini tidak disebebabkan karena masalah fisik atau mental (seperti gagap, jerawat atau gangguan kepribadian).[1]
Fobia spesifik ditandai oleh ketakutan yang tidak rasional akan objek atau situasi tertentu. Gangguan ini termasuk gangguan medik yang paling sering didapati, namun demikian sebagian kasus hanyalah ringan dan tidak perlu mendapatkan pengobatan. Pada fobia terjadi salah-pindah kecemasan pada barang atau keadaan yang mula-mula menimbulkan kecemasan itu. Jadi terdapat dua mekanisme pembelaan, yaitu salah-pindah dan simbolisasi.[1] Ada banyak macam fobia yang dinamakan menurut barang atau keadaan. Apabila berhadapan dengan objek atau situasi tersebut, orang dengan fobia akan mengalami perasaan panik, berkeringat, berusaha menghindar, sulit untuk bernapas dan jantung berdebar. Sebagian besar orang dewasa yang menderita fobia menyadari bahwa ketakutannya tidak rasional dan banyak yang memilih untuk mencoba menahan perasaan anxietas yang hebat daripada mengungkapkan ganguannya.[1]

Istilah

Beberapa istilah sehubungan dengan fobia :
  • achluophobia - ketakutan terhadap kegelapan
  • afrophobia - ketakutan akan orang Afrika atau budaya Afrika.
  • agoraphobia - takut pada lapangan.
  • androphobia - ketakutan kepada laki-laki
  • antlophobia - takut akan banjir.
  • arachnophobia - ketakutan pada laba-laba.
  • arithmophobia - takut akan angka.
  • bibliophobia - takut pada buku.
  • caucasophobia - ketakutan akan orang dari ras kaukasus.
  • cenophobia - takut akan ruangan yang kosong.
  • claustrophobia - takut akan ruang sempit seperti lift.
  • dendrophobia - takut pada pohon.
  • ecclesiophobia - takut pada gereja.
  • felinophobia - takut akan kucing.
  • genuphobia - takut akan lutut.
  • hydrophobia - ketakutan akan air.
  • hyperphobia - takut akan ketinggian.
  • iatrophobia - takut akan dokter.
  • japanophobia - ketakutan akan orang jepang.
  • lachanophobia - ketakutan pada sayur-sayuran.
  • lygopobia - ketakutan akan kegelapan.
  • necrophobia - takut akan kematian.
  • panophobia - takut akan segalanya.
  • photophobia - ketakutan akan cahaya.
  • ranidaphobia - takut pada katak.
  • schlionophobia - takut pada sekolah.
  • tripofobia - ketakutan akan lubang yang banyak.
  • uranophobia - ketakutan akan surga.
  • xanthophobia - ketakutan pada warna kuning.
  • nomofobia - takut/gelisah ketika tidak memegang smartphone.
  • astrafobia - ketakutan pada petir.
sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Fobia

Trypophobia adalah? Inilah cara mengobatinya.


Trypophobia adalah? Inilah cara mengobatinya - Fobia  merupakan salah satu penyakit psikis yang membuat seseorang memiliki rasa takut yang berlebihan terhadap sesuatu hal. Orang yang memiliki fobia dapat terhambat kehidupannya dikarenakan rasa takutnya tersebut. Para pengidap fobia seringkali menjadi bahan candaaan teman-temannya.
Trypophobia adalah? Inilah cara mengobatinya.
Trypophobia
Apakah anda takut, jijik, merinding saat melihat kecoa? Jika iya berarti anda memiliki fobia terhadap kecoa. Apakah anda gemetar saat berada diketinggian? Tidak bisa bergerak saat melihat ke bawah? Jika itu yang anda rasakan, berarti anda mengidap fobia ketinggian. Sesimpel itu cara mendeteksi apakah anda memiliki fobia atau tidak.

Pengertian trypophobia

Salah satu fobia yang sedang ramai dibahas adalah trypophobia. Trypophobia adalah rasa takut saat melihat lubang-lubang kecil yang memiliki pola berulang, seperti sarang lebah, terumbu karang, sarang semut, kumpulan gelembung dan lainnya.
para saat penderita trypophobia melihat benda-benda berlubang, mereka merasa jijik, perut mual-mual, migrain, merinding, keringat dingin, kulit terasa gatal-gatal, dan lain-lain. bisa jadi efek tersebut terjadi dikarenakan para penderita trypophobia melihat kemiripan pola berlubang tersebut seperti hewan beracun atau sejenisnya.
Trypophobia sering juga disebut sebagai repetitive pattern phobia atau ketakutan akan pola yang berulang. Sebagian orang mengaku takut pada saat pertama kali melihat contoh-contoh gambar berlubang kecil dan berulang.
Menurut Arnold Wilkins dan Geoff Cole, para peneliti yang melakukan penelitian terhadap trypophobia pertama kali. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ketakutan yang dirasakan lebih ke arah jijik ketimbang rasa takut.
Meskipun banyak yang mengaku mengalami trypophobia, para dokter ahli tidak mengakui bahwa kondisi tersebut merupakan fobia yang sesungguhnya.

Penyebab trypophobia

Apa sih penyebab trypophobia? Dari mana datangnya rasa takut ini? Sampai saat ini belum dapat diketahui penyebab dari trypophobia. beberapa ahli menyimpulkan bahwa trypophobia sudah dialami sejak anak-anak, atau mengalami traumatik terhadap sesuatu yang berlubang.

Terapi penghilang trypophobia

Bagi penderita fobia, hal yang dilakukan untuk menghilangkan rasa takutnya adalah dengan terapi. Begitu juga bagi anda yang memiliki trypophobia, dapat disembuhkan melalui terapi. Dikarenakan belum diketahui penyebab dari trypophobia, maka pengobatan yang dilakukan adalah dengan melakukan konsultasi neurolinguistik, konsultasi psikologis, pengecekan perilaku kognitif.
Solusi lainnya yang bisa dilakukan adalah dengan cara hipnoterapi. Yaitu para penderita dihilangkan rasa takutnya dengan cara hipnotis. Yakni menghilangkan rasa takut tersebut dari alam bawah sadarnya.
 
sumber:
http://www.saibatin.com/2015/02/trypophobia-adalah-inilah-cara-mengobatinya.html